Mata
Kuliah
Pengantar
BKI
|
Dosen
Pengampuh
Nurjanis,S.Ag.MA
|
TUGAS MANDIRI
TEKNIK
BIMBINGAN KONSELING
DAN
CONTOHNYA
DISUSUN
NEILA RAHMA ARFINA : 11542204226
1C
JURUSAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
PEKANBARU.RIAU
2015-2016
A.
TEKNIK-TEKNIK BIMBINGAN KONSELING
Teknik-teknik dalam bimbingan dan
konseling merupakan langakah awal yang harus di pahami oleh para konselor.
Dibawah ini akan dijelaskan beberapa teknik dalam konseling yang yang
lazim digunakan dalam tahapan-tahapan konseling dan merupakan teknik dasar
konseling.
1. Perilaku Attending
Perilaku attending disebut juga
perilaku menghampiri klien yang mencakup komponen kontak mata, bahasa tubuh,
dan bahasa lisan. Hal ini dimaksudkan untuk mengenal anak beserta gejala-gejala
yang nampak, sehingga anak bisa mandiri. Perilaku attending yang baik dapat :
a.
Meningkatkan
harga diri klien.
b.
Menciptakan
suasana yang aman
c.
Mempermudah
ekspresi perasaan klien dengan bebas
Contoh perilaku attending yang baik :
a. Kepala : melakukan anggukan jika setuju
b. Ekspresi wajah : tenang, ceria, senyum
c. Tangan : variasi gerakan tangan/lengan
spontan berubah- ubah, menggunakan tangan sebagai isyarat, menggunakan tangan
untuk menekankan ucapan
Contoh perilaku attending yang tidak
baik :
a. Kepala : kaku
b. Muka : kaku, ekspresi melamun,
mengalihkan pandangan, tidak melihat saat klien sedang bicara, mata melotot.
c. Posisi tubuh : tegak kaku,
bersandar, miring, jarak duduk dengan klien menjauh, duduk kurang akrab dan
berpaling.
2. Empati
Empati ialah kemampuan konselor
untuk merasakan apa yang dirasakan klien, merasa dan berfikir bersama klien dan
bukan untuk atau tentang klien. Empati dilakukan sejalan
Terdapat dua macam empati, yaitu :
a. Empati primer yaitu bentuk empati yang hanya
berusaha memahami perasaan, pikiran dan keinginan klien, dengan tujuan agar
klien dapat terlibat dan terbuka.
Contoh
ungkapan empati primer :” Saya dapat merasakan bagaimana perasaan Anda”.”Saya dapat memahami
pikiran Anda”.” Saya mengerti keinginan Anda”.
b. Empati tingkat tinggi, yaitu empati apabila kepahaman
konselor terhadap perasaan, pikiran keinginan serta pengalaman klien lebih
mendalam dan menyentuh klien karena konselor ikut dengan perasaan tersebut.
Keikutan konselor tersebut membuat klien tersentuh dan terbuka untuk
mengemukakan isi hati yang terdalam, berupa perasaan, pikiran, pengalaman
termasuk penderitaannya.
Contoh
ungkapan empati tingkat tinggi : Saya dapat merasakan apa yang Anda rasakan, dan
saya ikut terluka dengan pengalaman Anda itu”.
3. Refleksi
Refleksi adalah teknik untuk
memantulkan kembali kepada klien tentang perasaan, pikiran, dan pengalaman
sebagai hasil pengamatan terhadap perilaku verbal dan non verbalnya. Terdapat
tiga jenis refleksi, yaitu :
a.
Refleksi perasaan, yaitu keterampilan atau teknik untuk dapat memantulkan perasaan klien
sebagai hasil pengamatan terhadap perilaku verbal dan non verbal klien.
Contoh : ” Tampaknya yang Anda katakan
adalah”
b.
Refleksi pikiran, yaitu teknik untuk memantulkan ide, pikiran, dan pendapat klien sebagai
hasil pengamatan terhadap perilaku verbal dan non verbal klien.
Contoh : ” Tampaknya yang Anda kataka”
c.
Refleksi pengalaman, yaitu teknik untuk memantulkan pengalaman-pengalaman klien sebagai hasil
pengamatan terhadap perilaku verbal dan non verbal klien.
Contoh : ” Tampaknya yang Anda katakan
suatu…”
4. Eksplorasi
Eksplorasi adalah teknik untuk
menggali perasaan, pikiran, dan pengalaman klien. Hal ini penting dilakukan
karena banyak klien menyimpan rahasia batin, menutup diri, atau tidak mampu
mengemukakan pendapatnya. Dengan teknik ini memungkinkan klien untuk bebas
berbicara tanpa rasa takut, tertekan dan terancam. Seperti halnya pada teknik
refleksi, terdapat tiga jenis dalam teknik eksplorasi, yaitu :
a.
Eksplorasi perasaan, yaitu teknik untuk dapat menggali perasaan klien yang tersimpan.
Contoh :” Bisakah Anda menjelaskan apa
perasaan bingung yang dimaksudkan”
b.
Eksplorasi pikiran, yaitu teknik untuk menggali ide, pikiran, dan pendapat klien.
Contoh : ” Saya yakin Anda dapat
menjelaskan lebih lanjut ide Anda tentang sekolah sambil bekerja”.
c.
Eksplorasi pengalaman, yaitu keterampilan atau teknik untuk menggali
pengalaman-pengalaman klien.
Contoh :” Saya terkesan dengan pengalaman
yang Anda lalui Namun saya ingin memahami lebih jauh tentang pengalaman
tersebut dan pengaruhnya terhadap pendidikan Anda”
5. Menangkap Pesan
(Paraphrasing)
Menangkap Pesan (Paraphrasing)
adalah teknik untuk menyatakan kembali esensi atau inti ungkapan klien dengan
teliti mendengarkan pesan utama klien, mengungkapkan kalimat yang mudah dan
sederhana, biasanya ditandai dengan kalimat awal : adakah atau nampaknya, dan
mengamati respons klien terhadap konselor.
Tujuan paraphrasing adalah :
a. untuk mengatakan kembali kepada
klien bahwa konselor bersama dia dan berusaha untuk memahami apa yang dikatakan
klien
b. mengendapkan apa yang dikemukakan
klien dalam bentuk ringkasan
c. memberi arah wawancara konseling;
dan
d. pengecekan kembali persepsi
konselor tentang apa yang dikemukakan klien.
Contoh dialog :
Klien :”itu suatu
pekerjaan yang baik, akan tetapi saya tidak mengambilnya. Saya
tidak tahu mengapa demikian.
Konselor
:”Tampaknya anda masih ragu.”
6. Pertanyaan Terbuka (Opened
Question)
Pertanyaan terbuka yaitu teknik
untuk memancing siswa agar mau berbicara mengungkapkan perasaan, pengalaman dan
pemikirannya dapat digunakan teknik pertanyaan terbuka (opened question).
Pertanyaan yang diajukan sebaiknya tidak menggunakan kata tanya mengapa atau
apa sebabnya. Pertanyaan semacam ini akan menyulitkan klien, jika dia tidak
tahu alasan atau sebab-sebabnya. Oleh karenanya, lebih baik gunakan kata tanya
apakah, bagaimana, adakah, dapatkah.
Contoh : ” Apakah Anda merasa ada sesuatu
yang ingin kita bicarakan?
7. Pertanyaan Tertutup
(Closed Question)
Dalam konseling tidak selamanya
harus menggunakan pertanyaan terbuka, dalam hal-hal tertentu dapat pula
digunakan pertanyaan tertutup, yang harus dijawab dengan kata Ya atau Tidak
atau dengan kata-kata singkat. Tujuan pertanyaan tertutup untuk :
a. mengumpulkan informasi;
b. menjernihkan atau memperjelas
sesuatu; dan
c. menghentikan pembicaraan klien
yang melantur atau menyimpang jauh.
Contoh dialog
Klien
:” Saya berusaha meningkatkan prestasi dengan mengikuti belajar kelompok yang
selama ini belum pernah saya lakukan.
Konselor
:”Biasanya Anda menempati peringkat berapa ?
Klien
: “Empat.
Konselor
: “Sekarang berapa ?
Klien
: “Sebelas.
8. Dorongan minimal (Minimal
Encouragement)
Dorongan minimal adalah teknik untuk
memberikan suatu dorongan langsung yang singkat terhadap apa yang telah
dikemukakan klien. Misalnya dengan menggunakan ungkapan : oh.., ya.., lalu..,
terus.., dan.Tujuan dorongan minimal agar klien terus berbicara dan dapat
mengarah agar pembicaraan mencapai tujuan. Dorongan ini diberikan pada saat
klien akan mengurangi atau menghentikan pembicaraannya dan pada saat klien
kurang memusatkan pikirannya pada pembicaraan atau pada saat konselor ragu atas
pembicaraan klien.
9. Interpretasi
Yaitu teknik untuk mengulas
pemikiran, perasaan dan pengalaman klien dengan merujuk pada teori-teori, bukan
pandangan subyektif konselor, dengan tujuan untuk memberikan rujukan pandangan
agar klien mengerti dan berubah melalui pemahaman dari hasil rujukan baru
tersebut.
Contoh dialog :
Klien
:”Saya pikir dengan berhenti sekolah dan memusatkan perhatian membantu orang
tua merupakan bakti saya pada keluarga, karena adik-adik saya banyak dan amat
membutuhkan biaya.”
Konselor :
” Pendidikan tingkat SMA pada masa sekarang adalah mutlak bagi semua warga
negara. Terutama hidup di kota besar seperti Anda. Karena tantangan masa depan
makin banyak, maka dibutuhkan manusia Indonesia yang berkualitas. Membantu
orang tua memang harus, namun mungkin disayangkan jika orang seperti Anda yang
tergolong akan meninggalkan SMA”.
10. Mengarahkan (Directing)
Yaitu teknik untuk mengajak dan
mengarahkan klien melakukan sesuatu. Misalnya menyuruh klien untuk bermain
peran dengan konselor atau menghayalkan sesuatu.
Klien
: ”Ayah saya sering marah-marah tanpa sebab. Saya tak dapat lagi menahan diri.
Akhirnya terjadi pertengkaran sengit.”
Konselor :
”Bisakah Anda mencobakan di depan saya, bagaimana sikap dan kata-kata ayah Anda
jika memarahi Anda.”
11. Menyimpulkan Sementara
(Summarizing)
Yaitu teknik untuk menyimpulkan sementara pembicaraan
sehingga arah pembicaraan semakin jelas. Tujuan menyimpulkan sementara adalah
untuk:
a. memberikan kesempatan kepada klien
untuk mengambil kilas balik dari hal-hal yang telah dibicarakan
b. menyimpulkan kemajuan hasil
pembicaraan secara bertahap;
c. meningkatkan kualitas diskusi
d. mempertajam fokus pada wawancara
konseling.
Contoh :
” Setelah kita berdiskusi beberapa waktu alangkah
baiknya jika simpulkan dulu agar semakin jelas hasil pembicaraan kita. Dari
materi materi pembicaraan yang kita diskusikan, kita sudah sampai pada dua hal:
pertama, tekad anda untuk bekerja sambil kuliah makin jelas; kedua, namun masih
ada hambatan yang akan hadapi, yaitu : sikap orang tua Anda yang menginginkan
Anda segera menyelesaikan studi, dan waktu bekerja yang penuh sebagaimana
tuntutan dari perusahaan yang akan Anda masu
12. Leading (Memimpin )
Seperti yang telah dikemukakan
sebelumnya bahwa adakalanya klien terlalau ber-belit menyampaikan
permasalahannya bahkan mealntur dari inti permasalahan , dalam hal ini seorang
konselor diharapkan memiliki keterampilan untuk memimpin percakapan agar tidak
menyimpang dari permasalahan sehingga tujuan konseling yang utama dapat
tercapai sesuai sasarannya.
Contoh
Klien :
“Saya memang tidak lagi menyukainya. Itu mungkin salah...tapi bagaimana bila
saya bekerja ditempat yang jauh ? yah.. walaupun sebenarnya saya juga ingin
menikah dalam waktu dekat’.
Konselor :”Bagaiman
bila kita membicarakannya satu persatu dahulu . Tadi anda katakan bahwa anda
tidak lagi mencintainya. Mengapa anda tidak mencintainya lagi ?”
13. Konfrontasi
Senyum
dengan kepedihan, dan sebagainya
Klien :
“Sebenarnya dia tidak menyakiti saya ( wajah murumg, tangan digenggam, ekspresi
sedih )”.
Konselor :”
Anda mengatakan bahwa dia tidak
menyakiti anda, tapi mengapa saya melihat wajah anda begitu sedih ketika
mengatakan itu ?”
14. Menjernihkan
Ketika
klien menyampaikan permasalahannya dengan kurang jelas atau samar-samar bahkan
dengan keraguan , maka tugas konselor adalah melakukan klarifikasi untuk memperjelas
apa yang ingin disampaikan oleh klien. Konselor harus melakukannya dengan
bahasa dan alasan yang rasional sehingga mudah dipahami oleh klien.
Contoh
Klien :
“Saya tidak mengrti sipa sebenarnya ynag harus saya ikuti? Ayah saya atau ibu
saya ?”
Konselor :”
Bisakah anda sampaiakan kepada saya , siapakah diantara mereka berdua yang
selalu mengambil keputusan dalam keluarga anda ?”
15. Memudahkan
Memudahkan
klien agar bisa menyampaiakan maslahnya dan knselor mendengarkan dan memberi
saran kepada klien cara mengatasi permasalahan tersebut.
Contoh
Klie : “Saya
yakin anda dapat berbicara apa adanya , karena saya akan mendenagrkan dengan
sebaik-baiknyab?”
16. Diam
Dalam
proses konseling adanya seorang konselor perlu untuk bersikpa diam. Adapaun
alasan konselor hal ini dapat dikarenakan konselor yang menunggu klien berfikir
, bentuk protes karena klien berbicara dengan berbelit-belit atau menunjang
perilaku attending dan empati sehingga klien bebas berbicara. Diam disini bukan
berarti tidak ada komunikasi akan melainkan tetap ada yaitu melalui perilaku
nonverbal. Yang paling ideal, diam itu paling tinggi 5-10 detik dan selebihnya
dapat diganti dengan dorongan minimal.
Contoh
Klien :
“Saya tidak akan menemuinya lagi .. dan saya ( berpikir )
Konselor : .....(Diam )
17. Mengambil inisiatif
Konselor juga harus dapat mengambil
inisiatif apabila klien kurang bersemangat untuk berbicara, sering diam , dan
kurang partisipatif. Konselor . mengucapkan kata-kata yang mengajak klien untuk
berinisiatif dalam menuntskan diskusi. Selain itu , inisiatif juga diperlukan
apabila klien kehilangan arah pembicaraannya.
Contoh
Konselor :
“Bukankah sebelumnya anda mengatakan ingin segera menyelesaikan masalah anda.
Tetapi mengapa sekarang anda lebih banyak diam... apa yang menjadi..?
18. Memberi Nasihat
Contoh
Konselor :
“Seperti yang kita ketahui, anda adalah orang yang paling mengetahui bagaimana
bersikap lebih baik kepada suami anda sendiri. Apakah anda merasa saya pantas
untuk memberikan pandangan kepada andaa ? “
19. Memberikan Informasi
Dalam
hal informasi yang diminta klien, sama halnya dengan pemberian nasihat. Jika
konselor tidak memiliki informasi sebaiknya dengan jujur katakan bahwa konselor
tidak mengetahui informasi, sebaiknya upayakan agar klien tetap
mengusahakannya.
Contoh
Kkonselor :
“Sebelumnya saya mohon maaf , kalau anda menanyakan tentang cara pengobatan
diabetes, saya sama sekali tidak mengetahui obatnya. Bagaimana bila anda
menanyakannya langsung kepada dokter anda”.
20. Merencanakan
Tahap
perencanaan disini maksudnya adalah membicarakan kepada klien hal-hal apa yang
akan menjadi program atau aksi nyata dari hasil konseling . Tujuannya adalah
menjadikan klien produktif setelah mengikuti konseling.
Contoh : “Proses konseling ini telah berakhir , lalu
rencana apakah yang akan anda lakukan setelah ini...”
21. Menyimpulkan
Bersamaan
dengan berakhirnya sesi konseling , maka sebaiknya konselor menyimpilkan
keseluruhan yang terjadi dalam proses konseling.
Contoh : “ Saya rasa anda telah mengalami
beberapa kemajuan yang berarti , oleh karenannya bisakah kita buat kesimpulan akhir dari
pembicaraan kita ini ?”
Teknik
–teknik konseling inilah yang menjadi panduan bagi konselor dalam proses
konseling . oleh karenanya, teknik ini dapat diabaikan begitu saja oleh
konselor yang profesional. Teknik-teknik ini tidak bersifat mengikat dan kaku.
Konselor dapat menvariasikannya dengan teknik lain bila diperlukan.
CONTOH PERISTIWA DALAM BIMBINGAN KONSELING
Seorang gadis remaja yang bersekolah
disalah satu sekolah menenagah pertama (SMP ) yang mengalami buli oleh
teman-teman sekolahnya karena kondisi fisiknya yang gemuk , dia mengalami
buliying verbal dan fisik. Ia menjadi seorang siswa yang pendiam dan takut
karena mengalami tekanan dari teman-temannya. Dan menjadi sosok siswa yang
pendiam dan tidak lagi terbuka, dia menghilang dari keluarganya kabur, dan
keluarga sangat khawatir ,guru-guru dan pihak sekolah juga turut prihatin
dengan kondisi yang dialami oleh dianndra.
Orangtua nya konsultasi kepada
konselor, konselor menyarankan keada orangtua seharusnya bisa menjadi orangtua
juga sahabat bagi anaknya , agar terbuka dan anak bisa mengekspresikan perasaan
yang dialaminya. Konselor memberikan semangat dan dukungan kepada klien agar
terlepas dari beban fikiran yang dialami dengan menceritakan dan konselor
menasehati agar bisa mnjadi gadis yang ceria lagi dan jangan takut untuk
mnegatakan tidak terhadap orang yang berbuat sewenang-wenang kepada kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar