Jumat, 22 April 2016

MAKALAH PERKEMBANGAN ISLAM DI MALAYSIA



PERKEMBANGAN ISLAM DI MALAYSIA DAN RESPON PEMERINTAH



 
                                                                 DI SUSUN


                        NEILA RAHMA ARFINA                     11542204226

II.C

JURUSAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM
PEKANBARU
2016

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.Atas berkah dan inayah-Nya penulisan makalah Perkembangan dan Respon Pemerintah Terhadap Islam di Malaysia ini dapat diselesaikan. Salawat dan salam dihaturkan kepada junjungan alam Nabi besar Muhammad Saw. Karena beliaulah kita dapat menikmati alam yang terang benderang ini.
Penulisan dari makalah Perkembangan dan Respon Pemerintah Terhadap Islam di Malaysia ini merupakan tugas kelompok yang harus diselesaikan. Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat mendorong dan membantu para mahasiswa/i dalam proses perkuliahan. Adapun bagi para pembaca makalah ini berguna terutama untuk menjadi konselor yang baik sesuai ajaran Agama Islam.
Akhirnya  kami mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang telah bekerja sama, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Mudah-mudahan Allah Swt. membalas amal baik tersebut.Amin.


                                                            Pekanbaru, 1 Maret 2016

                                                                       
                                                                                     Penulis



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................................1
1.4 Manfaat..............................................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Perkembangan Islam Di Malaysia....................................................................2
2.2  Faktor Pendorong Penyebaran Islam Di Malaysia...........................................2
2.3  pusat penyebaran islam di nusantara................................................................6
2.4  Pengaruh Islam Dalam Pendidikan .................................................................9

BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan.....................................................................................................13
3.2  Kritik dan Saran..............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
            Bahasa melayu adalah bahasa Islam yakni lahir dalam peradaban muslim di Asia Tenggara. Dalam khazanah kesusastraan Melayu , para ulama telah membangun dan menggunakan bahasa melayu Islam . watak kedua ini telah berpengaruh pada pusaran kebudayaan Melayu dalam lingkungan masyarakat muslim di Malaysia.
            Sudah banyak karya sejarah tentang perkembangan umat Islam dengan berbagai kelebihan dan kekurangan namun tuntunan kepada para sejarawan untuk tetap bisa menuliskannya kembali dengan berbagai prespektif dan analisis tampaknya masih terus dibutuhkan. Islam semakin berkembang dan upaya dari kaum muslimin untuk memperluas ajaran islam adalah salah satu bentuk jihad dijalan Allah.
1.2 Rumusan Maasalah
Berdasarkan uraian di atas, dapatlah dirumuskan permasalahan dalam tulisan ini adalah sebagai berikut :

1.      Bagaimana perkembangan Islam di Malaysia?
2.      Faktor apa sajakah yang mendorong penyebaran agama Islam?
3.      Bagaimana pengaruh Islam dalam dunia pendidikan?
1.3 Tujuan
1.Mengetahui  perkembangan, faktor pendorong penyebaran Islam Malaysia
1.4   Manfaat

1.      Memebrikan pemahaman dan wawasan kepada pembaca tentang perkembangan Islam di Malaysia

BAB II
PEMBAHASAN
Perkembangan dan Respon Pemerintah Terhadap Islam di Malaysia

2.1 Perkembangan Islam Di Malaysia
            Hubungan Nusantara dengan Asia Barat sejak zaman Islam dikatakan berlaku sejak abad ke-17 Masehi . berpedoman kepada beberapa fakta sejarah yang terdapat saat ini sama ada dalam bentuk laporan, catatan , situasi kebudayaan masyarakat dan inskripsi-inskripsi , ahli sejarah berpendapat  terutama sejarahan daerah berpendapat kedatanagn Islam ke Nusantara berlaku pada abad ke-7 dan ke-8 Masehi . sedangkan sejarawan Barat berpendapat kedatangannya berlaku sekitar abad ke-13 Masehi. Di tanah Melayu kebanyakan para sejarawan daerah mengandaikan kedatangannya di sekitar abad ke-9 dan pada abad ke-12 Masehi. Kebanyakan sejarawan  Barat  berlaku di sekitar abd ke- 15 Masehi yang bermula dari Malaka. Namun berdasarkan kajian yang lebih menyeluruh di samping sejak abad ke- 7 dan ke-8 Masehi.[1]
2.2 Faktor Pendorong Penyebaran Islam Di Malaysia     
Terdapat beberapa faktor yang moendorong penyebaran Islam secara positif. Antar faktor-faktor tersebut  yaitu :
a.       Faktor perlombaan penyebaran agama
b.      Faktor perkawinan
c.       Faktor Perdagangan
d.      Faktor pengusaan syahbandar
e.       Faktor politik dan penaklukan
f.       Faktor kepribadian golongan dakwah dan ahli-ahli sufi
g.      Faktor penulis dan susastraan
h.      Faktor kedudukan Islam.

a.      Perlombaan Penyebaran Agama
Bermula dari berbagai tekanan dan kekuasaan perlombaan pentebaran agama lebih kuat diusahakan , di pulau Jawa nampaknya orang- orang Islam mendahului orang portugis dalam menyebarkan agama. Adipati Demak telah meluaskan penagruh Islam dengan menakluki Jawa Barat , dimana Bantam dijadikan pusat penyebarannya. Selain dari Aceh ketik bertanggung jawab menyebarkan Islam di Sumatera , Brunei juga turut menengmbangkan Islam di pulau Borneo. Negeri-negeri di Tanah Melayu termasuk Malaka walaupun ditindas tetap berusaha bagi mneyebarkan Islam, begitu juga dengan negeri-negeri lain disemananjung terutama negeri-negeri di sebelah utara seperti Kedah, Kelantan dan Terengganu melipatgandakan penyebaran Islam terutama menulusuri institusi pondok.[2]
Sementara itu di pulau Malaka orang Portugis menyebarkan agama Kristen, sementara anak-anak Raja di pulau tersebut berusaha dengan giatnya menyebarkan agama Islam untuk memberantas pengaruh Kristen.
b.      Faktor Perkawinan
Bagi mengembangkan lagi dakwah Islamiah,perkawinan juga dapat memainkan peranan secara lebih mantap dan berkesan. Perkawinan yang berlaku disini adalah perkawinan antara saudagar-saudgar Islam dan pembesar –pembesar negeri. Begitu juga perkawinan antara seorang raja dengan putri-putri Raja di negeri Jiran atau negeri yang ditaklukinyan . kedua struktur perkawinan itu merupakan faktor pendorong dalam menyebarkan agama Islam.
Seseorang saaudagar Islam mislnya bila perkawinan dengan gadis-gadis pribumi sama ada dengan keturunan bangsawan atau rakyat jelata, besar kemungkinan kaum keluarga dan kerabat sebelahohak istrinya mulai dan menaruh minat untuk mengetahui seluk-beluk agama Islam. Lebih-lebih lagi saudagar tersebut memiliki harta kekayaan.karena menerusi kekayaan juga kedudukan seorang itu dinilai dan disanjung tinggi, justru itu bukan saja dapat mempengaruhi kaum keluarga istrinya bahkan masyarkat sekitar.
c.       Faktor Perdagangan
Kegiatan perdangan antara Arab, Farsi dan India dengan Nusantara dikatakan telah berlaku sejak beberapa abad sebelum masehi hingga ke zaman kedatangan Islam pada abd ke-7 dan ke- 8 Masehi . sejak awal Islam pedangang-pedangang di Nusantara mereka telah memperkenalkan agama suci itu di mana-mana saja pelabuhan yang mereka singgahi. Dari sifat mulia dan kepribadian yang tinggi serta amalan agama Islam yang dianut oleh mereka. Situasi tersebut menyebabkan  mereka senantiasa disanjung tinggi dan dipercayai oleh segenap lapisan masyarakat. Mereka bukan saja diberbagai keistimewaan sebagai pedagang bahkan ada kedudukan tinggi di istana-istana
Pada abad ke-14 hingga ke-17 Masehi , kegiatan perdagangan di Nusantara begitu maju dan menggalakkan. Dalam abad ke-14 Masehi kegiatan persaganga dimainkan oleh Malaka , sedangkan aktivitas perdagangan di abad ke-16 dan ke-17 Masehi pula diambil oleh kerajaan Aceh dan kerajaan Demak di Jawa. Menurut fakta sejarah , ketika malaka mencapai taraf perdagangan Internasional , menyebabkan beberapa orang pedagang jawa telah memeluk Islam. Pedagang –pedagang tersebut telah kembali ke Jawa untuk mnyebarkan agama Islam yang dianut mereka di kawasan masing-masing. Justru itu Werheim pernah berkata bahwa , “Tanah Jawa di Islamkan Oleh Malaka”. Dengan itu jika ditelilti secara mendalam tidak dapat di bedakan bahwa kegiatan perdagangan di Nusantara merupakan antara faktor utama bagi mengembangkan agama Islam.[3]
d.      Faktor Penguasaan Syahbandar
Syahbandar merupakan orang yang bertanggung jawab penuh untuk menjalankan urusan sebuah pelabuhan , maju dan mundur , aman dan gawat sebuah pelabuhan itu adalah bergantung kepada kebijakan seorang syahbandar. Selain dari peranan utamanya untuk memajukan pelabuhan ia juga boleh memainkan peranan sampingan mengembangkan agama Islam. Syahbandar bukan saja golongan terpenting di kalalangan pedagang tetapi juga terpenting dikalangan raja-raja. Kedudukan mereka begitu penting dan berpengaruh bahkan sekaligus menjadi penasehat kepada Raja-raja. Mereka boleh mempengaruhi Raja untuk melipatgandakan kemajuan perdagangan dengan memberi keutamaan dan kemudahan kepada pedagang –pedagang Islam.menerusi itu pendakwah pendakwah-pendakwah diberi kebebasan bergerak bagi menyebarkan agama Islam serta mendalami hukum. Hukuman bukan saja dikalngan Raja tetapi juga dikalangan rakyat. Dengan itu secara tidak langsung kegiatan portugis terutama dalam bidang perdagangan dan penyebaran agama Kristen dapat diatasi. [4]
e.       Faktor Politik dan Penaklukan
Penaklukan juga merupakan antara faktor yang tidak yang kurang penting dalam penyebaran Islam d Nusantara. Penaklukan yang dilakukan oleh sebuah negeri Islam ke atas negeri-negeri lain bukan saja menjadikan Raja dan pembesar-pembesar negeri yang ditaklukan terdorong menganut Islam sebelumnya, penaklukan tersebut memberi peluang bagi meningkatkan penyebaran agama suci itu.
f.       Kepribadian Golongan Dakwah dan Ahli-ahli Sufi
Pendakwah-pendakwah merupakan golongan ulama yang berwibawa dalam dalam penyebaran Islam , mereka bukan saja memiliki berbagai ilmu Islam secara mendalam bahkan amat bertaqwa kepada Allah disamping mempunyai kepribadian muslim sempurna. Justru itu mereka sangat dihormati dan disanjung tinggi oleh masyarakat, bukan saja oleh orang Islam tetati juga yang bukan Islamkepribadian dan tinda tanduk mereka senantiasa dicontoh , kata-kata mereka merupakan kata-kata hikmah yang senantiasa dipatuhi.
Diantara pendakwah yang kedapatan di Nusantara ialah golongan Sufi atau ahi tasawuf . Mereka terdiri daripada orang-orang yang sangat bertaqwa kepada Allah dan berakhlak mulia. Pribadi dan ketokohan juga pengorbanan suka rela mereka untuk menyebarkan Islam di daerah tersebut menjadikan golongan Raja-raja amat terpengaruh dengan Islam.
G. faktor penulisan dan kesusastraan
            Penulisan dan kesusastraan juga menjadi faktor penting dalam menyebarkan islam di Nusantara. Seperti yang diketahui  bahwa serentak dengan kedatangan islam, lahirlah ilmu pengetahuan karena agama dan ilmu itu merupakan yang sering bergarntungan antara satu sama lain. Al-Quran merupakan kitab suci agama islam dan induk kepada semua ilmu pengetahuan., justru itu Al-Quran itu wajib dibaca serta perlu mengetahui segala asas ilmu yang terkandung di dalamnya. Sehubungan dengan itu pengkajian Al-quran merupakan mata pelajaran yang terpenting dalam kurikulum pendidikan islam disamping ilmu-ilmu asas yang lain, bagi memudahkan pembacaan Al-Quran dan sesuai dengan makhraj (bunyi huruf) selaras dengan kalimat-kalimat arab, ulama-ulama dan mubaligh islam telah memperkenalkan huruf jawi berdasarkan abjad arab campuran farsi dan barbar.
            Galakan membaca Al-Quran dengan sacara tidak lansung dapat mengubah masyarakat nusantara dari hidup berpoyah-poyah kepada hidup membaca dari buta huruf kepada suasana ilmu. Meneruskan huruf jawi bukan saja memudahkan membaca Al-Quran bahkan dapat mengembangkan penggunaan bahasa. Kitab-kitab agamayang membicarakan Usuluddin, Faedah, Tasawwuf dan lain-lain ditulis denganmenggunakan huruf jawi. Situasi demikian merubah tanggapan dan mempengaruhi budaya masyarakat dari sebelumnya, arahan dan perintah ikut ditulis dengan menggunakan huruf jawi.
            Buku-buku kesusastraan yang  berbentuk terjemahan menganai kisah-kisah yang berkaitan dengan pribadi rasulullah dan sahabat-sahabat juga ditonjolkan. Seperti hikayat  nabi wafat, hkt nabi mengajarkan anaknya Fatimah, hikayat nabi-nabi dan lain-lain. Penulisan dan kesusastraan terutama dalam pembacaan Al-Quran dan kisah-kisah Nabi dan perjuangannya membangitkan minat untuk membaca dan secar tidak lansung ajaran islam dapat disebarkan dengan mudahnya di Nusantara.

H. faktor kedudukan islam
            Islam adalah agama Samawi, agama yang berasaskan wahyu Allah ,suatu syariat yang quddus amat bersesuai dengan fitrah manusia. Ia begitu lengkap dengan peraturan dan disiplin dalam semua aspek kehidupan manusia, yang sekali-kali tidak terdapat kontroversi dengan akal pikiran. Begitu rasional dan sesuai dengan semua lapisan manusia dalam pertukaran zaman dan keadaan tempat. Dalam konteks ini, islam telah menegaskan bahwa semua manusia itu sama,tidak ada perbedaan derajat antara mereka disisi Allah, islam menyatakan bahwa manusia berasal  dari Adam dan adam itu dijadikan dari tanah, tidak ada yang lebih mulia antara keturunan arab dengan yang bukan dari keturunan arab. Atas dasar inilah ia boleh mendorong penduduk-penduduk nusantara mengkaji dan menerima islam sebagai agama mereka.
            Disamping itu islam juga memberikan jaminan dan keadilan sosial kepada semua penganutnya tanpa membedakan antara golongan  atasan dengan bawahan antara kaya dan miskin. Islam menekankan dasar persaudaraan yang bersifat universal. Agar hidup berakasih sayang, tolong menolong, hormat menghormati  dan lain-lain.
            Semua unsur-unsur keunggulan sosial tersebut merupakan daya tarikan kuat bagi manusia khususnya penduduk nusantara berminat dengan islam. Oleh karena itu islam begitu sesuai dengan fitrah manusia dan ajaarannya mudah diamalkan, lengkap mengikuti segenap aspek kehidupan, menjadikan ia mudah oleh semua penduduk d nusantara.
            Sebagai kesimpulannya dapat dinyatakan, walaupun terhadap tiga pendapat atau teori mengenai islam itu dari tanah arab adalah lebih tepat. Karena kemunculan islam itu sendiri adalah dari tanah arab dimana segala aspek saikologi dan sosiologi serta tanggung jawab beragama, kemungkinan besar pendakwah-pendakwah arab lebih mendahului para pendakwah yang lain.
2.3  pusat penyebaran islam di nusantara
A.kerajaan pasai (1279-1409)
            kedatangan islam ke Sumatra utara seperti yang dibawa oleh para sejarawan pribumi adalah berlaku sejak abad ke-7 atau ke-8 masehi. Kenyataannya adalah seperti  dikumpulkan kepada beberapa laporan awal serta catatan-catatan terutama catatan cina. Menurut fakta sejarah memang terapat hubungan perdagang antara orang-orang arab dengan nusantara sejak sebelum kedatangan islam lagi. Kelahiran islam disemenanjung tanah arab pada awal abad ke-7 masehi. Kedatangan mereka ke nusantara  khususny di sumatera utara yang mempunyai pelabuhan penting ketika itu, disamping menjalankan kegiatan perdagangan ada kemungkinan bedar mereka memperkenalkan islam ke penduduk nya.
B. Kerajaan Malaka             ( 1409 -1511 M )
            Malaka ketika itu merupakann sebuah kampung kecil didiami sebagian kecil kaum-kaum nelayan yang kerja mereka sebagian perampok kapal-kapal dagangan yang datang dari barat ke timur. Beliau dilantik menjadi pemerintah oleh pengikutnya dan penduduk asal disana. Lamaan Malaka mulai menjadi ramai dan masyur , lebih –lebih lagi setelah tibanya orang-orang Minangkabau untuk membuka kawasan tempat tinggal.
C. Kerajaan Aceh (1511-1650 M)
Pada abad ke-15 Masehi, Malaka merupakan pusat kegiatan agama dan kebudayaan Islam di Asia Tenggara. Setelah kejatuhannya di tanga Protugis pada tahun 1511 Masehi peranan yang dimainkanya selama ini telah lenyap. Namun demikian dengan kemunculan kerajaan Aceh negeri itu berhasil mengambil alih tugas-tugas yang dimainkan oleh Malaka sebelumnya.
    Raja Ibrahim menjadi Raja Aceh pertama bergelar Sultan Alaiddin Ali Mughayat Syah (1511-1530 M). Pada zaman kegemilangannya, Aceh merupakan sebuah empayar Islam yang gagah serta berpengaruh Asia Tenggara. Mempunyai wilayah takluk yang luas di Sumatera dan juga Tanah Melayu seperti Haru (Aru), Deli, Siak, Ashan, Tanjung Balai, Panai, Rokan, Indra Giri dan Salida.
Bagaimana pengaruh perdagangan yang berulang di perairan Selat Malak, Aceh member bermacam-macam kemudahan dan perlindungan kepada pedagang-pedagang di pelabuhan, terutama di pesisirpantai Barat Sumatera. Dengan demikian ia juga dapat mengaluhpan danganpan dan bagi menggunakan pelabuhan di Pantai Barat Sumatera terutama pada zaman pemerintahan Sultan Alauddin al-Mukammil (1598-1604 M).
Dasar kerajaan Aceh sejak dari zaman Ali Mughayat Syah (1511-1530 M)untuk menghancurkan Portugis di Malaka motif tersebut Aceh senantiasa mengimbangi semangat dan pengaruh Portugis saja dari aktivitas perdagangan, bahkan dari segi politik dan agama. Dengan itu Aceh meniupkan semangat jihad bagi menentang kuasa dan pengaruh Portugis di daerah ini.
     Aceh merupakan musuh utama Portugis ketika itu senantiasa di serang oleh penjajah Malak itu, tetapi semua serangan yang dilakukannya dapat dipatahkan oleh Aceh. Pada 1521 Masehi, tentara Aceh Berjaya menewaskan tentara Portugis yang dibantu oleh Pidie. Pidie ditawan dan panglima Portugis; Joge Brito dapat dibunuh. Pada tahun 1547 Masehi yaitu pada zaman Sultan Alaiddin Riayat Syah II (1539-1572 M). Aceh cobamen yerang dan mengepung Portugis di Malaka tetapi gagal. Kemudian pada tahun 1568 sekalilagi Aceh menyerangPortugis, tetapi tidak berhasil juga karena Portugis mendapat bantuan dari Goa, Kedah dan Johor. Di zaman Sultan Iskandar Muda Mahkota Alam (1607-1636 M), Aceh secara besar-besaran menyerang Portugis sebanyak dua kali, pertama pada tahun 1615 Masehi dan pada tahun 1629 Masehi. Kedua serangan tersebut menemui kegagalan.
Walaupun serangan–serangan yang dilakukan Aceh itu gagal tetapi dari serangan tersebut member kesan yang besar dari sudut penyebaran Islam.  Sebab dari tantangan tersebut boleh menghalang Portugis supaya tidak dapat melakukan kegiatan politik dan agama secara bebas.
    Aceh merupakan sebuah kerajaan yang terbesar di Asia Tenggara terutama dalam abad ke-16 dan ke-17 Masehi, wilayah kekuasaan yang merangkum seluruh Sumatera dan sebagian dari Semenanjung Tanah Melayu. Kerajaan-kerajaan kecil yang ditaklukan, disatukan dan dileta di bawah kekuasaannya sehingga ia dianggap sebagai sebuah empayer Islam yang terbesar dan amat berpengaruh di Asia Tenggara. Di Tanah Melayu, negeri-negeri yang termasuk di bawah jajahannya ialah Selangor, Pahang, Perlak Tamiang, Singkel, dan Barus.
Bagi mengkukuhkan lagi status politik dan penyebaran Islam, Aceh telah mengadakan hubungan persahabatan dan diplomatic dengan negara-negara Islam lain, terutama dengan India (Gujerat dan Mlabar), Turki Makkah dan Mesir. Meneruskan hubungan tersebut, Aceh berpetualang memperkuat lagi peranannya dalam usaha penyebaran Islam di samping memajukan ekonomi, politik, ketentaraan dan kebudayaan. Akibat dari hubungan tersebut pada zaman Sultan Alauddin Riayat Syah (1539-1571), kerajaan Turki telah mengirimkan ke Aceh alat-alat senjata dan ahli-ahli dalam mencipta alat senjata serta 40 orang penasehat tentara untuk melatih angkatan tentara Aceh bagi menggunakan meriam.
Pada zaman Sultan Alauddin Manshur Syah (1581-1587 M) pula, datang beberapa orang ulama dari Timur ke Aceh antaranya seperti Sheikh Abdul Qadir ibn Hjar Sheikh Muhammad Yamin dari Makkah. Dari Gujerat ialah sheikh Muhamad Jailani Ibn Muhammad al-Raniri. Begitu juga pada zaman pemerintahan Sultan-sultan yang lain terutama pada zaman Sultan IskandarMuda Lam (1607-1636 M).
2.4 Pengaruh Islam Dalam Pendidikan
1.      Pengajian Islam di Malaka
Kedatangan Islam ke Tanah Melayu pada peringkat awal dikatan berlaku pada abad ke-12 Masehi. Institusi pendidikan Islam di negeri-negeri Melayu dimulai dari Malaka yang merupakan sebuah kerajaan Melayu-Islam yang teragung di daerah ini sekitar abad ke15 Masehi.Menurut sejarah, Malaka bukan saja sebagai sebuah kerajaan yang begitu luas pemerintahannya tetapi sangat terkenal sebagai sebuah kerajaan yang begitu aktif dalam bidang pengajian dan pendidikan Islam.
Sejak penerimaan Islam oleh para meswara pada tahun 1414 Masehi, kegiatan agama dan pendidikan Islam di usahakan secara bersungguh-sungguh oleh ulama-ulama dan mubaligh-mubaligh. Dari kegiatan dakwah dan pendidikan Islam itulah mereka berasil merubah sikap dan konsep di masyarakat terhadap pegangan agama, kedudukan dan ilmu pengetahuan.
Menurut Hall, istana-istana Malaka selain berfungsi sebagai pusat pengajian Islam ia juga menjadi pusat dakwah oleh ulama-ulama untuk menyebarkan Islam di daerah ini. Hal ini ditegaskan :
 Merekajuga, memperkenalkan intelek-intelek dan ulama-ulama Islam untuk memperkuat lagi pengajian Raja-Raja itu dan untuk menumbuhkan pusat-pusat penyebaran agama Islam. Istana-istana menjadi pusat pengajian Islam dan mengeluarkan banyak juga hasil-hasil sastra yang sebagian besarnya masih lagi terdapat pada saat ini”
Ketertiban golongan istana dengan penuh kesadaran dan bertanggungjawab menjadi alat penggerak utama dalam memajukan pelajaran dan pendidikan Islam di Makkah. Peranan jihad bidang tersebut melanjutkan sehingga kezaman kejatuhannya pada tahun 1511 Masehi.
Kekalahan Malak di tangan Portugis pada tahun tersebut mulai tercatat sejarah hitam bagi seluruh bangsa Melayu Semenanjung, baik dalam bidang politik, ekonomi, kebudayaan maupun pendidikan. Kedatangan Portugis merupakan printis jalan kepada bangsa-bangsa Eropa lain menjajahi Tanah Melayu selanjutnya secara silih berganti selama lebih kurang 5 abad.
Zaman Munshi Abdullah dalamabad ke-19, mengenai kelanjutan tradisi pembelajaran seumpama itu ditegaskan :
 Dari zaman nenek moyang tidak pernah pula orang menaruh tempat belajar bahasa Melayu melainkan mengaji Qur’an saja. Dan patut belajar bahasa Arab, karena berguna bagi agama dan bagi akherat”.
Pusat ilmu pengetahuan dan pendidikan Islam juga berjalan terus hingga abad ke-18 dan ke-19 Masehi. Mengenai struktur pengajian di masjid Munshi Abdullah menegaskan :
  Hatta kemudian dari itu maka bapak kumemberi hokum akan daku katanya; Hendaklah engkau pergi pada tiap-tiap hari lepas sembahyang Magrib mengaji dalam masjid, karena dalam masjid itu beratus-ratus orang akan keluar masuk”
2.      Ke Arah Pendirian Sekolah Melayu
Oleh pelajaran Al-Qur’an merupakan mata pelajaran dasar atau asas dala  kurikulumnya, rata-rata masyarakat Melayu menanamkannya sebgai “ Sekolah Qur’an “ . kesadaran mengubah struktur pengajian tradisional Melayu, kepada tahap yang lebih dan sempurna oleh penjajah Inggris , telah terbayang pada awal abad ke-19 Masehi .
3. Kemunculan Pondok di Tanah Melayu
Pengaruh pelajaran dan pendidikan Islam yang berakar semenjakkedatangan Islam ke Tanah Melayu yang beroperasi di rumah, mesjid dan surau masih berwibawa selepas kejatuhan Malaka penjajah-penjajah Barat khususnya penjajah Inggris abad ke-19 Masehi, telah mengembal sikap diplomasi untuk merubah struktur pengajian Islam yang berpusat di rumah terkenal sebagai “Sekolah Qur’an “ itu dijadikan “Sekolah Melayu”. Namun demikian pengajian Islam yang diasingkan di seblah sore , terkenal sebagai “ Sekolah Sore” , tetapi berfungsi bagi kelanjutan hidup pelajaran dan pendidikan Islam peringkat awal yang menjadi warisan bangsa.[5]
Namun tidak semua orang melayu berada hanya sekedar pengajian di sekolah sore namun diantara mereka ada yang berusaha mempertingkatkan pengajian Islam ke tahap yang tinggi. Kemajuan pelajaran dan pendidikan Islam di Malaka sehingga mencapai ke taraf pengajian pondok teruma pada zaman kemajuan telah disentuh sebelumnya.
Bahasa melayu adalah bahasa Islam yakni lahir dalam peradaban muslim di Asia Tenggara. Dalam khazanah kesusastraan Melayu , para ulama telah membangun dan menggunakan bahasa melayu Islam . watak kedua ini telah berpengaruh pada pusaran kebudayaan Melayu dalam lingkungan masyarakat muslim di Malaysia.[6] Namun kini , setelah proses latinasi hampir berhasil , umat Islam telah kehilangan bahasa dan aktivitas tulisan Melayu yang dekat dengan Islam ( Qur’an ) . ini bisa jadi merupakan indikasi kemerosotan budaya Islam akibat tuisan Melayu tidak digunakan lagi.
Disemenanjung Malaya , pada abad ke X daerah kekuasaan kerajaan Malaka telah menerima Islam. Sampai saat ini Islam mejadi agama resmi negera federasi Malaysia.[7]
Di malaysia , penduduk muslim tidak lebih dari 55 persen dari seluruh jumlah penduduk. Meskipun tidak semua orang muslim adalah Melayu, secara konstitusional, orang Melayu mesti muslim.[8]

















BAB III
PENUTUP

3.1.Kesimpulan
Perkembangan Islam di Malaysia sangat berkembang pesat, ada beberapa faktor yang mendorong penyebaran Islam di Malaysia. Yaitu, faktor perlombaan penyebaran agama,faktor perkawinan,faktor Perdagangan,faktor pengusaan syahbandar,faktor politik dan penaklukan,faktor kepribadian golongan dakwah dan ahli-ahli sufi,faktor penulis dan susastraan,faktor kedudukan Islam. Faktor tersebut menjadi hal yang menjadikan luasnya Islam di Malaysia. Dan juga adanya pondok di malaysia, masyarakat banyak yang menuntut ilmu dan memper dalam Islam guna untuk semakin faham dan tahu tentang Islam, agar tidak menyimpang dari ajarannya.

3.2  Kritik dan Saran
      Penulis sangat menyadari bahwasanya makalah ini dalam penjabaran materi masih banyak kekurangan dan kesalahan.
      Untuk itu kami {penulis} mengharapkan kritik dan saran yang membangun serta mengarahkan penulis untuk dapat mengetahui kekurangan maupun kelebihannya, sehingga kita dapat sama-sama mempelajari dan membahas untuk mengasah kita menjadi orang yang berilmu pengetahuan.






DAFTAR PUSTAKA

      Bakar,Abu Mohammad .1989. Islam dan Nasionalisme pada Masyarakat Melayu Dewasa Ini. Jakarta : LP3ES
M.Ag,Suhaimi.H.Drs.2006.Cahaya Islam Di Ufuk Asia Tenggara.Pekanbaru :Suska Pers
      M.A Azra Azyumardi,Dr.Prof.2007.Studi Kawasan Dunia Islam.Jakarta: Rajawali Pers
      Naquib al-Attas, Muhammad Syed.1990.Islam dalam Sejarah dan Kebudayaan Melayu Bandung: Mizan
     








[1] Suhaimi,Cahaya Islam di Ufuk Asia Tenggara ,(Pekanbaru: Suska Pers. 2006) hlm.83
[2]  Ibid . hlm. 84-85
[3] Ibid  hlm. 86-87
[4] Ibid
[5] Suhaimi.Cahaya Islam Di Ufuk Asia Tenggara .( Pekanbaru :Suska Pers .2006 ) hlm.121
[6] Syed Muhammad Naquib al-Attas, Islam dalam Sejarah dan Kebudayaan Melayu ( Bandung: Mizan ,1990).hlm.68
[7] Undang-undang federal menyatakan bahwa Islam adalah agama federasi. Undang-undang federal bag. 1 pasal 3(1)
[8] Mohammad Abu Bakar ,”Islam dan Nasionalisme pada Masyarakat Melayu Dewasa Ini”( Jakarta : LP3ES,1989) .hlm. 165

Tidak ada komentar:

Posting Komentar